BALIKPAPAN — Mengapa sebuah program rehabilitasi tidak hanya berhenti pada pemahaman, tetapi juga membutuhkan komitmen dan keberlanjutan? Pertanyaan inilah yang menjadi latar penyelenggaraan Penutupan Program Rehabilitasi Pemasyarakatan bagi Warga Binaan di Rumah Tahanan Negara Kelas IIA Balikpapan pada Jumat, 05 Desember 2025. Kegiatan ini menandai berakhirnya rangkaian pendampingan rehabilitasi yang telah berlangsung selama 15 kali pertemuan, bekerja sama dengan Yayasan SEKATA (Selamatkan Anak Kita) Balikpapan.
Acara penutupan dihadiri langsung oleh Kepala Rutan Balikpapan, jajaran Seksi Pelayanan Tahanan, Jajaran Klinik Pratama Rutan Balikpapan, serta perwakilan penuh dari Yayasan SEKATA Balikpapan.
Acara diawali dengan laporan oleh Kasubsi Pelayanan Tahanan, Adi Nugroho, yang menyampaikan sambutan pembuka. Kemudian acara dilanjutkan dengan penyampaian rangkuman oleh Ketua Yayasan SEKATA Balikpapan, Mohammad Effendi, yang menjelaskan beberapa poin penting selama pendampingan, termasuk proses skrinning adiksi, metode konseling yang digunakan, dinamika kelompok, serta apresiasi yang diberikan kepada seluruh peserta karena tetap konsisten mengikuti kegiatan hingga selesai. Ia menegaskan bahwa keberhasilan rehabilitasi selalu berawal dari kemauan untuk berubah dan keberanian menghadapi masa depan.
Di sesi penutup, Kepala Rutan Balikpapan, Agus Salim, memberikan apresiasi mendalam atas kerja sama yang terbangun antara Rutan Balikpapan dan Yayasan SEKATA. Beliau menekankan bahwa program rehabilitasi bukan sekadar agenda, tetapi merupakan bentuk pertanggungjawaban pemerintah sesuai amanat regulasi yang mewajibkan setiap UPT Pemasyarakatan menghadirkan program rehabilitasi bagi warga binaan.
“Kami menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada Yayasan SEKATA atas pendampingan yang konsisten. Harapan kami, kegiatan ini dapat terus berlanjut sebagai upaya membantu warga binaan kembali menemukan arah hidupnya. Kepada seluruh peserta, jadikan bekal ini sebagai titik awal perubahan, bukan akhir dari proses pembinaan, ” pesan Agus Salim.
Penutupan ini menjadi simbol bahwa Rutan Balikpapan tidak hanya menjalankan tugas pembinaan secara administratif, tetapi juga menanamkan nilai kemanusiaan, kesadaran diri, dan pemulihan sebagai fondasi reintegrasi sosial warga binaan.

Updates.